Pages

  • SINI GUA BILANGIN
  • Sini Kenalan !
Instagram Facebook Twitter

Sini Gua Bilangin!

Ekskresi Hati dan Pikiran, dari Insan yang Sok Tahu.

    • SINI GUA BILANGIN
    • SINI KENALAN

    Jendralmu, emosi.
    Dengan batas otak yang tidak bersinergi,
    Kau lawan akal sehat.

    Penting bagimu agar tetap benar.
    Peduli setan dengan perasaan.
    Berbusa menjelaskan, haus perhatian.

    Egomu butuh makan.
    Kau minta yang berlebihan.
    Sejajar leher, pisaumu, bilamana tidak tertafsir.

    Panji berkibar tak terkalahkan
    Berkobar mulutmu teriak,
    “AKU YANG BENAR !”

    Sampai kau tau tinta di balik putihnya
    Sampai kau tau suara di belakang heningnya
    Sampai kau tau, kau hanya salah paham semata.

    .
    .
    .

    Selamat membaca bagian #ESAA. Entah Sajak atau Apa.

    Mari berkata, dan sampai jumpa.

    Continue Reading

    “Kereta dari arah Bekasi tujuan Jakarta Kota, akan segera tiba di jalur 3.”

    Seketika, ada yang berlarian. Ada yang mulai merapat ke depan. Ada yang mulai bangun dari tempat duduk. Ada yang stretching sambil memantapkan hati, “Kali ini pasti masuk kereta !”

    Oiya itu gua.

    Original Photo by Jaybparmar

    Jarak dari Bekasi ke Pasar Minggu itu, tidak dekat. Kira – kira, tidak bisa ditempuh dengan hanya berlari – lari kecil, seperti dari Bukit Shafa menuju Bukit Marwah. Minimal, bisa sampai 3 kali ganti unta, lah.

    Rasanya kaya pengembara. Mengingat Bekasi yang kondisinya sama seperti Gurun Sahara. Berpasir, Berdebu, Panas Terik, Fatamorgana, dan hal  yang menyangkut gurun pasir lainnya.

    Bedanya, di Gurun Sahara tidak ada macet seperti di Bekasi. Ga pernah liat kan, ada penunggang unta berhenti karena penunggang unta di depannya parkir sembarangan ? Bekasi memang kota tertjintah.

    Tapi tetap gua tempuh – tempuh juga. Lah mau gimana ? Sayang duitnya. Malah udah Semester 2 sekarang. Tanggung, 6 semester lagi. 8, kalau nanti ditengah jalan males – malesan.

    Motor jadi kendaraan utama gua untuk pulang - pergi ke kampus. Selain tidak ada yang jual “Pintu Ke mana Saja”, Motor juga yang paling mudah untuk mensiasati kondisi jalanan Jakarta.

    Meskipun pada akhirnya, yang benar – benar harus disiasati adalah waktu keberangkatannya. Karena “Macet”, adalah suatu hal yang abstrak. Makin tahun berganti, makin susah menebak keadannya.

    Udah bangun lebih pagi dari satpam kompleks, tapi tiba – tiba ada pekerjaan galian, kan sebel juga.

    Tapi beberapa hari lalu, gua dengan sembarang memutuskan untuk naik kereta. Yang setelah bertahun – tahun lamanya, gua selalu memilih motor untuk jadi kendaraan utama. SMP, SMA, Kerja, Kuliah. Yang semuanya di luar Bekasi.

    Mungkin karena, gua merasa, akhirnya gua berada pada titik jenuh naik motor. Juga malas menghadapi kondisi jalanan yang itu – itu saja. Dan lagi, seolah – olah pinggang dan punggung gua teriak, “ISTIRAHAT DULU, CUY !” gitu. Diikuti dengan bunyi – bunyi tulang yang berderik.

    Dari situ tiba – tiba muncul lah ke-bm-an untuk naik kereta.

    Hanya untuk mengetahui dan merasakan bahwa, Kereta arah Bekasi menuju Jakarta Kota, sangatlah beringas. Tidak pandang bulu dan tidak pandang gender. Ketakutan akan “keterlambatan” jadi motivasi buat orang – orang itu untuk masuk ke dalam kereta. Bagaimanapun caranya.

    Meski pihak kereta sudah berkali – kali bilang, “Kereta tidak akan berangkat jika pintu tidak bisa  ditutup dengan sempurna.” Tetap saja. Sesusah apapun, asalkan dapat pijakan dan pegangan, menurut mereka nyakitin orang sedikit tidak apalah.

    Sampai, Ibu – ibu nyelip di keteknya mas – mas. Mbak – mbak berdiri dengan posisi yang tidak normal. Gue menggunakan paha dan kepala sebagai pengganjal saat kereta berhenti dan bergerak tiba – tiba.

    Lalu dengan bodohnya, Gua salah kereta.

    Tapi percaya atau tidak, itu semua terasa benar – benar fresh dan menyenangkan.
    Gua sama sekali tidak menyesali naik kereta sedikitpun. Meskipun kadar kelelahan dan waktu tempuhnya sama aja kaya naik motor. Bahkan malah ditambah sikut – sikutan dan berebutan, lebih intense daripada naik motor.

    Kayaknya sesekali, perlu banget yang seperti itu. Adrenalin dan suasana yang baru.
    Karena, untuk melakukan hal yang sama untuk waktu yang lama, sangatlah menjengkelkan. Malah akan berakhir sangat buruk kalau terus – terusan dipaksakan.

    Itulah mengapa di dunia ini ada yang namanya liburan. Karena kita manusia, bukan mekanisme yang digerakan secara stagnan.

    Menurut gua, kabur, sesekali tidak apa – apa. Kabur disini maksudnya adalah, mencari hal yang beda, demi mensiasati hal - hal yang sama. Contoh, Naik kereta adalah cara kabur gua untuk mengecoh jenuh dan lelahnya naik motor. Sampai nanti, kembali naik motor dengan perasaan yang fun dan tidak menjengkelkan.

    Jadi, sesekali pergilah. Sesekali kaburlah.

    Mungkin hasilnya tidak seberapa, dan mungkin malah tidak ada perubahan sama sekali. Tapi, pentingnya luar biasa untuk kesehatan mental dan jiwa. Supaya tidak gila sebelum waktunya.

    .

    Dengan memasang tampang blo’on dan mengerutkan dahi, gua mikir, “Kok rasanya gua ngasih tau hal yang orang – orang udah tau ya ?”

    “Eh tapi, siapa tau mereka lupa. Bodolah.”
    .
    .
    .
    Dua ibu jari teracung, untuk kalian yang sedang melawan kejenuhan.


    Curi – curi waktu sesekali, jangan lupa.
    Continue Reading

    Bon – Bon adalah rumah kami~

    Disana Kami belajar, tumbuh besar~

    Bon – Bon Kami datang~

    Untuk mencapai cita – cita, bahagiaaa~

    Kemudian ada suara om – om, “Kami akan kembali sesaat lagi.”

    Original photo from : GOOGLE. Sisanya Gue sendiri.


    Asing tidak sama jingle di atas ? Asing tidak dengan yang namanya, “SpaceToon” ? Gua berasumsi, pasti masa kecil kalian amat sangat bahagia jika kalian ingat dengan dua hal yang gua sebutkan tadi.

    SpaceToon, surganya animasi. Oasis ditengah padang pasir acara gossip dan berita. Pengecualian untuk sinetron. Karena dulu, meski ga ngerti apa – apa, nonton sinetron adalah waktu terbaik bersama orang tua.

    Nikmat duniawi itu, kalau nonton SpaceToon, sehabis pulang sekolah, sambil makan siang. Peduli amat sama mandi. Keringetan, bau matahari, yang penting setel TV, pencet ke SpaceToon.

    Gua ingat sekali dengan serial animasi Time Bokan dan Petualangan Hachi si Lebah Madu. Bisa nonton sampai berjam – jam, dan kesel bila diganggu.

    Yang kemudian dengan semakin bertambahnya umur, gua menyadari, apa yang dilakukan Hachi sangat berbahaya pada umurnya. Bayangkan di umur segitu, Hachi udah masuk – masuk  hutan, pukul – pukulan sama kumbang tanduk. Gua umur segitu, mau main harus makan sayur dulu baru boleh keluar.

    Tapi, Hachi mengajarkan gua bahwa, seorang mama memang pantas untuk diperjuangkan. Bahkan hingga ke ujung dunia. Dan juga membuat gua bersyukur, masa kecil gua tidak serumit dan sekeras Hachi. Hamdallah.

    Entah mengapa gua mulai mengingat acara – acara itu sekarang. Mungkin salah satunya karena, jiwa kekanakan dalam diri gua minta dibebasin sebentar. Imbas dari kehidupan gua yang bergerak semakin cepat setiap harinya.

    Ujug – ujug­, udah disuruh mikirin masa depan aja. Sabar atuh mak..

    Gua rasa, di umur yang dewasa pun, kita masih butuh animasi. Kartun, Anime, dan sebagainya. Animasi itu seperti air segar untuk mata, setelah terus menerus melihat angka dan kata – kata.

    Gua jadi kepikiran untuk membuat animasi juga. Yang sederhana aja, sekedar guyon dan santai – santai belaka.

    Meskipun gua ga terlalu bisa gambar, tapi gua bisa menyumbang ide cerita. Semacam kerja tim gitu, atau kolaborasi. Kalian jadi Illustratornya, seseorang jadi Animatornya, Gua jadi Storywritternya. Gimana ?

    Gua soft-selling gapapa ya. Pokoknya kalau butuh apa – apa, itu bagian paling atas ada pilihan “Sini Contact”. Klik aja. Sip.

    Gua mulai kepo – kepo tentang animasi, kartun, dan sebagainya, setelah mengintip profil Instagram dari seorang Ryan Adriandhy. Kalian pasti kenal dia dari serial Malam Minggu Miko, atau Stand up comedy, atau malah sebagai Kartunis sekarang.

    Di salah satu video Youtubenya Raditya Dika, Ryan Adriandhy pernah mencontohkan bagaimana sebuah proses pembuatan animasi secara sederhana. Yang ternyata tidak sesederhana yang gua pikirkan.

    Pernah denger istilah frame per second ? atau yang disingkat FPS ? Buat lu pada yang sering main game, atau ga asing sama kamera, pasti taulah istilah ini.

    Sederhananya, FPS itu jumlah frame gambar yang ditangkap dalam satu detik. Semakin banyak gambar yang ditangkap, maka akan semakin tajam dan terpercaya hasilnya.

    Dan ternyata FPS ini juga berlaku di dunia Animasi. 24 – 30 Frame per-second. Berarti ada 24 – 30 gambar dalam satu detik. Nah ngeheknya adalah, kalau pakai kamera kan kita tinggal pencet tombol shutter. Lah kalo di Animasi harus digambar satu – satu !

    Segitu banyak gambar, Cuma untuk satu detik. Sekedar sekelibat doang di layar.

    Sekarang bayangin film animasi layar lebar seperti Up, Monster .Inc, Finding Nemo, dll, yang durasinya lebih dari satu jam. Berapa banyak gambar, itu Animator bikin !?

    Katakanlah Cuma gestur mata yang lagi mengedip. Itu butuh 24 -30an gambar, dari mata kebuka, kelopak ketutup, sampai mata kebuka lagi. Gokil.

    Kasian juga ya, untuk sebuah usaha yang memakan waktu lama, tapi hasilnya belum tentu disadari atau engga.

    Apasih yang ada di otak para Animator itu ? Kok kuat ya buat gambar segitu banyak ? Mungkin alasannya klise, macam Passion, hobby, dan tetek bengek tentang mimpi kali ya.

    Tetap aja 24-30 lembar gambar itu ga sedikit. Apalagi cuma untuk satu detik. Sungguh pemanfaatan waktu yang ga kira – kira.

    Gua masang tampang blo’on, sembari otak gua berpikir, “Gila. Satu detik gua, gua pakai buat apa ya ?” Yang kemudian gua sadar, terlalu banyak detik – detik yang gua buang sia – sia.

    .
    .
    .

    Kalau hidup itu sebuah Animasi. 1 detik ini lu mau isi dengan apa ?


    Inget, 1 detik butuh  24 - 30 kali usaha. Masa iya mau gitu - gitu aja !?
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Siapa Ini ?

    Foto Profil 2020

    Jo Reha

    Hallo ! Apa kabar ? Saya Jo, yang biasanya nulis di blog ini. Maaf ya kalau tulisannya kurang jelas atau enggak masuk akal. Karena memang begitu Saya orangnya.

    Mikirnya kejauhan, Imajinasinya ketinggian. Jadi, salam kenal !

    Lebih Lanjut

    • facebook
    • twitter
    • instagram
    • youtube

    Bacaan Terbaik

    • The Game of Waiting
    • Sudut Bumi Paling 'Edan'
    • Pemeran, Penonton, dan Suntik Silikon
    • Galaksi, Ini dan Itu.

    Bacaan Terbaru

    Labels

    bekasi cerpen curhat kritik mikir Personal Thought random santai

    Arsip Blog

    • Oktober 2020 (1)
    • Agustus 2020 (1)
    • Januari 2020 (1)
    • November 2019 (1)
    • Agustus 2019 (1)
    • September 2018 (1)
    • Agustus 2018 (1)
    • Juli 2018 (2)
    • Januari 2018 (1)
    • November 2017 (1)
    • Juli 2017 (1)
    • April 2017 (3)
    • Februari 2017 (3)
    • Januari 2017 (4)
    • Desember 2016 (1)
    • November 2016 (2)
    • Oktober 2016 (1)

    Para Pembaca

    Facebook Twitter Instagram Google Plus

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top