24 sampai 30 Frame per Second
April 08, 2017
Bon – Bon adalah rumah kami~
Disana Kami belajar, tumbuh
besar~
Bon – Bon Kami datang~
Untuk mencapai cita – cita,
bahagiaaa~
Kemudian ada suara om – om, “Kami akan kembali
sesaat lagi.”
Original photo from : GOOGLE. Sisanya Gue sendiri. |
Asing
tidak sama jingle di atas ? Asing
tidak dengan yang namanya, “SpaceToon”
? Gua berasumsi, pasti masa kecil kalian amat sangat bahagia jika kalian ingat
dengan dua hal yang gua sebutkan tadi.
SpaceToon, surganya animasi. Oasis
ditengah padang pasir acara gossip dan
berita. Pengecualian untuk sinetron.
Karena dulu, meski ga ngerti apa – apa, nonton sinetron adalah waktu terbaik bersama orang tua.
Nikmat
duniawi itu, kalau nonton SpaceToon,
sehabis pulang sekolah, sambil makan siang. Peduli amat sama mandi. Keringetan,
bau matahari, yang penting setel TV, pencet ke SpaceToon.
Gua
ingat sekali dengan serial animasi Time
Bokan dan Petualangan Hachi si Lebah
Madu. Bisa nonton sampai berjam – jam, dan kesel bila diganggu.
Yang
kemudian dengan semakin bertambahnya umur, gua menyadari, apa yang dilakukan Hachi sangat berbahaya pada umurnya.
Bayangkan di umur segitu, Hachi udah
masuk – masuk hutan, pukul – pukulan
sama kumbang tanduk. Gua umur segitu, mau main harus makan sayur dulu baru
boleh keluar.
Tapi,
Hachi mengajarkan gua bahwa, seorang
mama memang pantas untuk diperjuangkan. Bahkan hingga ke ujung dunia. Dan juga
membuat gua bersyukur, masa kecil gua tidak serumit dan sekeras Hachi. Hamdallah.
Entah
mengapa gua mulai mengingat acara – acara itu sekarang. Mungkin salah satunya
karena, jiwa kekanakan dalam diri gua minta dibebasin sebentar. Imbas dari
kehidupan gua yang bergerak semakin cepat setiap harinya.
Ujug – ujug, udah disuruh mikirin masa depan
aja. Sabar atuh mak..
Gua
rasa, di umur yang dewasa pun, kita masih butuh animasi. Kartun, Anime, dan
sebagainya. Animasi itu seperti air segar untuk mata, setelah terus menerus
melihat angka dan kata – kata.
Gua
jadi kepikiran untuk membuat animasi juga. Yang sederhana aja, sekedar guyon dan santai – santai belaka.
Meskipun
gua ga terlalu bisa gambar, tapi gua bisa menyumbang ide cerita. Semacam kerja
tim gitu, atau kolaborasi. Kalian jadi Illustratornya,
seseorang jadi Animatornya, Gua jadi Storywritternya. Gimana ?
Gua
soft-selling gapapa ya. Pokoknya
kalau butuh apa – apa, itu bagian paling atas ada pilihan “Sini Contact”. Klik
aja. Sip.
Gua
mulai kepo – kepo tentang animasi, kartun, dan sebagainya, setelah mengintip
profil Instagram dari seorang Ryan Adriandhy. Kalian pasti kenal dia dari
serial Malam Minggu Miko, atau Stand up comedy, atau malah sebagai Kartunis
sekarang.
Di
salah satu video Youtubenya Raditya Dika, Ryan Adriandhy pernah mencontohkan
bagaimana sebuah proses pembuatan animasi secara sederhana. Yang ternyata tidak
sesederhana yang gua pikirkan.
Pernah
denger istilah frame per second ? atau yang disingkat FPS ? Buat lu pada yang
sering main game, atau ga asing sama kamera, pasti taulah istilah ini.
Sederhananya,
FPS itu jumlah frame gambar yang
ditangkap dalam satu detik. Semakin banyak gambar yang ditangkap, maka akan
semakin tajam dan terpercaya hasilnya.
Dan
ternyata FPS ini juga berlaku di
dunia Animasi. 24 – 30 Frame per-second. Berarti ada 24 – 30 gambar dalam satu
detik. Nah ngeheknya adalah, kalau
pakai kamera kan kita tinggal pencet tombol shutter.
Lah kalo di Animasi harus digambar satu – satu !
Segitu
banyak gambar, Cuma untuk satu detik. Sekedar sekelibat doang di layar.
Sekarang
bayangin film animasi layar lebar seperti Up, Monster .Inc, Finding Nemo, dll,
yang durasinya lebih dari satu jam. Berapa banyak gambar, itu Animator bikin !?
Katakanlah
Cuma gestur mata yang lagi mengedip. Itu butuh 24 -30an gambar, dari mata
kebuka, kelopak ketutup, sampai mata kebuka lagi. Gokil.
Kasian
juga ya, untuk sebuah usaha yang memakan waktu lama, tapi hasilnya belum tentu
disadari atau engga.
Apasih
yang ada di otak para Animator itu ? Kok kuat ya buat gambar segitu banyak ?
Mungkin alasannya klise, macam Passion, hobby, dan tetek bengek tentang
mimpi kali ya.
Tetap
aja 24-30 lembar gambar itu ga sedikit. Apalagi cuma untuk satu detik. Sungguh
pemanfaatan waktu yang ga kira – kira.
Gua
masang tampang blo’on, sembari otak
gua berpikir, “Gila. Satu detik gua, gua
pakai buat apa ya ?” Yang kemudian gua sadar, terlalu banyak detik – detik
yang gua buang sia – sia.
.
.
.
Kalau
hidup itu sebuah Animasi. 1 detik ini lu mau isi dengan apa ?
Inget, 1 detik butuh 24 - 30 kali usaha. Masa iya mau gitu - gitu aja !?
6 Komentar
Gils ya, 24 - 30 frame persekon ._. aku nggak salah nih selama ini suka kartun :D
BalasHapusIya sebanyak itu.. hehe ga ada yang salah untuk menyukai kartun :D
HapusAaaah, iya. Ryan Adriandhy sering gue lihat di Instagram. Animasinya dia lucu karena dia emang dasarnya dari komedi kali ya? Berarti kayak stopmotion ya. Harus banyak gambar buat dapetin video 30 detik. Nah, yang gambar itu lebih susah. :(
BalasHapusBtw, gue paling sering nonton Yatterman.
Iya dia basicnya stand up Comedy..
HapusYatterman apa ya ? Gue baru denger
Jadi sadar bahwa banyak detik-detik di hidupku yang terbuang sia-sia.
BalasHapusMemang paling enak itu kalau hidup, setiap detiknya di isi dengan maksimal.
Hapus