Pages

  • SINI GUA BILANGIN
  • Sini Kenalan !
Instagram Facebook Twitter

Sini Gua Bilangin!

Ekskresi Hati dan Pikiran, dari Insan yang Sok Tahu.

    • SINI GUA BILANGIN
    • SINI KENALAN

    Akhir - akhir ini gua merasa seperti hewan kalong. Beraktivitas pada Malam hari hingga larut, dan tidur sampai bego di Siang harinya. Mungkin bedanya, kalau kalong itu mencari mangsa, gua mencari bahagia. Keren kan ? Karena percayalah, Bahagia itu harus dicari tidak ditunggu.

    Kurang melankolis apa gua ?

    Tapi memang, entah kenapa nyaman sekali otak ini diajak beraktivitas pada malam hari. Brainstorming ide - ide, berimajinasi sepuasnya, mikir jorok, dan lain - lain. Kaya lagi main bola, otak gua enak banget diajak one - two.

    Dan ternyata, pada beberapa artikel yang gua baca, otak itu mempunyai jam - jam kerja tertentu. Dalam kasus ini, jam 8 malam hingga jam 10 malam merupakan saatnya otak untuk bersantai dan melakukan kegiatan pribadi. Seperti menonton film, membaca buku, ngeblog, atau mungkin latihan debus..

    Setelah seharian penuh kita menjalani kewajiban yang harus kita lakukan. Yang bahkan mungkin, tidak kita sukai sama sekali. Banyak ide yang tertunda, banyak kebutuhan pribadi yang tidak terpenuhi juga. Serasa terpenjara rutinitas. Makannya, malam hari jadi tempat balas dendamnya.

    Tapi, kadang kala gua beraktivitas sampai kelewat larut. Kalau udah stuck nge-blog, pasti gua habiskan malam dengan nonton film atau lihat video di YouTube. Ini semua gara - gara Kuota Internet Malam yang menggiurkan. Setan memang. Adiktif sekali. Tiba - tiba udah adzan subuh aja.

    Ini jenis nokturnal yang tidak boleh ditiru ya ! Tidak ada faedahnya.

    Akibatnya, jam tidur jadi ngacak, badan pegal - pegal, dan sering ga fokus. Terus - terusan kaya gini, gua bisa kehilangan arah dalam kehidupan sehari - hari. Matahari jadi bulan gua, dan bulan jadi matahari gua. Tidak sehat guys.

    Menjadi seorang yang Nokturnal, boleh - boleh saja. Asal ada artinya. Persis seperti apa yang Bang Haji Rhoma Irama nyanyikan. *Eh itu bergadang ya ? Sama ajalah* Kecuali, jika kalian mau sakit - sakitan dan mati muda. Maka gua dan Bang Haji Rhoma tidak tanggung jawab apa - apa..

    Cukup beberapa kali saja aktif sampai larut. Sisanya, tidurlah. Karena tidur itu menyenangkan. Selain ditraktir makan dan tidak perlu bayar utang, ya, tidur itu menyenangkan.

    Yang bisa produktif di pagi hari, berbahagialah. Atau mungkin yang bisa produktif di setiap waktu, kalian luar biasa. Gua yang nokturnal, sudah cukup nyaman seperti ini. Meski tidak jarang kena ruginya. Tapi ini semacam sakit yang menyenangkan. Dan sekali lagi, tidak sehat guys.
    .
    .
    .

    Jika kalian punya waktu, manfaatkanlah sebaik - baiknya. Proses tidak pernah membohongi hasil. Berkarya sebanyak - banyaknya!

    Btw, rekor tidur terlarut, sampai jam berapa ? Apa ada yang ga tidur sama sekali !? Gila ! Tidurlah ! Tinggal merem doang apa susahnya ? Mau gua nina bobo-in ?
    Continue Reading

    By the time you've read this, Indonesia sedang memasuki musim penghujan. Begitu juga dengan Kota tempat gua bertahan hidup, The One and Only Bekaseh. Tapi, entah cuma di Bekasi atau di tempat kalian juga ya, yang hujannya itu susah buat ditebak. Contoh, siangnya teriiik banget. Selang 1 jam, tiba - tiba hujan. Labil. Kaya anak SMP baru mengalami pubertas.Tingkat derasnya hujan juga ga bisa diduga. Kadang pelan, gerimis - gerimis syahdu gitu. Kadang deres banget, sampai genting rumah serasa lagi ditimpukin sama warga. Padahal gua ga nyolong apa - apa, terus gua baik ko sama tetangga..

    Beberapa hari lalu di Bekasi, tepatnya di daerah rumah gua, turun hujan dengan tingkat kederasan yang ganas. Secara tiba - tiba dan tidak diundang pula. Meskipun sebelumnya, langit udah kode - kode gitu, tetep aja.

    Gua sekeluarga yang sedang menikmati aktivitas sendiri - sendiri, terkejut. Gua yang sedang main laptop, panik. Bapak gua yang baru pulang kerja, panik. Emak gua yang lagi nonton acara quis di TV, panik.

    Pas gua tanya, "Mak ? Kenapa sih Mak !?"

    "Ini kepencet. Nomor berapa tadi tuh channelnya ?" Jawab Emak gua.

    Emak gua memang yang terbaik.

    Tapi setelah gua mengalihkan pandangan ke arah westafel dan tempat cuci piring, air meluap tumpah kemana - mana. Kayaknya si Westafel ini kebanyakan nelen sampah, sampai muntah kaya gitu. Padahal Emak gua, dengan insting ke-emak-emak-annya sudah mengantisipasi sebelumnya. Sumbat ditiban dengan air sebaskom, gagal. Air tetap bobol melalui tembok pertahanan. 

    Mungkin hujannya terlalu deras dan arus airnya terlau kencang untuk sumbat itu. Tapi masa iya ? Apa rembes ya ? Atau ada kerjasama dengan orang dalam ? Sampai sekarang gua masih menyimpan tanda tanya besar yang mungkin, tidak akan pernah ditemukan jawabannya.

    Gua sekeluarga sudah terlalu terlambat menanggulangi air yang meluap itu. Alhasil, air itu sudah berhasil bertamasya kesetiap penjuru ruangan rumah gua. Bahkan, ga berhenti sampai disitu. Saking getolnya awan Kumolonimbus menghembuskan angin dan hujannya, langit - langit kamar gua pun bocor. Menciptakan air terjun mungil yang indah tapi menyedihkan. Satu buah gitar akustik jadi korban.

    Gua sekeluarga belum terlalu lama pindah kerumah yang sekarang jadi tempat berfotosintesis gua ini. Baru sekitar 1 tahun lebih dikit. Tapi penyakit rumah ini yang ga sembuh - sembuh dikala hujan, selalu bikin kerjaan orang serumah. 

    Sampai Bapak gua pernah bilang, "Ini rumah, dulu yang ngebangun gimana ya. Banyak amat yang salah."

    Bukan berarti gua tidak bersyukur atas apa yang gua miliki sekarang. Buktinya, kami sekeluarga masih bertahan disini. 

    Ada dua kemungkinan kenapa gua dan keluarga tidak pindah dari sini. Yang pertama, karena pengajuan penglimpahan rezeki yang kami panjatkan kepada Tuhan YME, belum di ACC. Atau mungkin dibayarkan dengan bentuk investasi. Contoh, kesehatan dan keselamatan keluarga, kecukupan makanan, kesenangan hati, dan lain lain.

    Yang kedua, rumah ini serasa memberikan kami para penghuninya, sebuah tantangan. Karena tidak hanya sekali - dua kali kami dipaksa untuk mencari solusi. Atau lebih tepatnya, Bapak gua yang dipaksa mencari solusi. Gua mah cuma ngabisin jatah lauk doang. *ini gua mohon jangan ditiru ya

    Kita ga bisa milih - milih kesempatan yang udah dikasih. Apa yang udah ada, ya itu yang harus diterima. Mau dibuat jadi lebih baik, atau mau lebih diperburuk lagi ? Semua ada ditangan masing - masing.
    .
    .
    .
    Dari rumah dengan segala macam masalahnya ini.. gua belajar banyak. 

    Lain kali kalau mau cuci piring, sampahnya dibuang dulu jangan ditinggal di piringnya.
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Siapa Ini ?

    Foto Profil 2020

    Jo Reha

    Hallo ! Apa kabar ? Saya Jo, yang biasanya nulis di blog ini. Maaf ya kalau tulisannya kurang jelas atau enggak masuk akal. Karena memang begitu Saya orangnya.

    Mikirnya kejauhan, Imajinasinya ketinggian. Jadi, salam kenal !

    Lebih Lanjut

    • facebook
    • twitter
    • instagram
    • youtube

    Bacaan Terbaik

    • The Game of Waiting
    • Sudut Bumi Paling 'Edan'
    • Pemeran, Penonton, dan Suntik Silikon
    • Galaksi, Ini dan Itu.

    Bacaan Terbaru

    Labels

    bekasi cerpen curhat kritik mikir Personal Thought random santai

    Arsip Blog

    • Oktober 2020 (1)
    • Agustus 2020 (1)
    • Januari 2020 (1)
    • November 2019 (1)
    • Agustus 2019 (1)
    • September 2018 (1)
    • Agustus 2018 (1)
    • Juli 2018 (2)
    • Januari 2018 (1)
    • November 2017 (1)
    • Juli 2017 (1)
    • April 2017 (3)
    • Februari 2017 (3)
    • Januari 2017 (4)
    • Desember 2016 (1)
    • November 2016 (2)
    • Oktober 2016 (1)

    Para Pembaca

    Facebook Twitter Instagram Google Plus

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top