Immobilized
Juli 24, 2018
Sebuah
roda bergerigi, di dalam mesin yang menggerakan tubuh seorang pemuda berumur 21
tahun, telah berhenti berkerja.
Membuat
apa yang tadinya ingin Ia lakukan, menjadi tidak terlaksanakan.
Suara
– suara mesin malfungsi, percikan
arus pendek di beberapa tempat. Kemudian, Pemuda
itu marah.
Faktanya
terlalu menyakitkan. Saat seseorang tidak tahu apa – apa, serta tidak bisa
berbuat apa – apa. Diam dan kepayahan.
Photo by Chester Alvarez on Unsplash |
Ini
kekalahan yang aneh. Karena lawan bertarungnya, sama sekali tidak bisa dilihat.
Meski begitu, pukulan – pukulannya tetap mendarat dengan tepat. Membuat Pemuda
21 tahun ini babak belur, tergeletak di sudut ruangan.
Dan
jangan salah, Ia tidak hanya dipukuli secara sepihak. Beberapa tinju, Pemuda
ini layangkan sebagai bentuk perlawanan. Namun lagi – lagi, Ia tidak tahu siapa
yang Ia lawan.
Pemuda
21 tahun ini sedang berbicara tentang, bagaimana Ia bisa tiba – tiba berhenti
dalam melakukan sesuatu. Dan merasakan kekalahan karena hal itu.
Seperti
tiba – tiba menghantam tembok besar, saat sedang berlari dengan sangat kencang.
Terpental dan terpelanting ke belakang. Hancur berantakan.
Padahal,
kurang dari beberapa detik yang lalu, Ia tahu apa yang tadinya mau Ia lakukan.
Apa yang ada di benaknya terasa benar – benar nyata, dan yakin pasti kejadian.
Tapi..
BAM ! Ia menghantam karang, perahunya
karam. Berhenti, dan tenggelam.
Sekarang
Ia hanya diam. Memandangi kertas – kertas yang berserakan. Di atasnya tertulis
ide – ide gila, tadinya. Sekarang mungkin tidak akan pernah terealisasikan.
.
Pemuda
21 tahun ini, ingin melakukan banyak hal. Ingin mempunyai banyak hal. Yang
tanpa sadar membuatnya berlari membabi – buta. Merusak apapun yang ada di
sekitarnya, termasuk dirinya sendiri.
Hubungan
dengan orang lain, kecanggungan, keragu – raguan, membuatnya merasakan cemas
yang berlebihan.
Ia
sadar, Ia pemuda yang mudah jatuh. Namun mudah juga berdiri kembali. Membuatnya jatuh ke dalam sebuah lingkaran berulang, yang menggerogoti pikirannya secara perlahan.
Ia
tahu, Ia tidak lemah. Ia tahu, apa yang bisa menjadi kekuatannya. Tapi, kesadaran
akan hal ini yang menimbulkan pola pikir, bahwa Ia tidak melakukan semuanya
dengan benar.
Pemuda
21 tahun ini berharap, Ia bisa baik-baik saja seperti Mereka yang sering
dilihatnya.
Berharap dengan kesadaran penuh, bahwa Ia hanya menilai seseorang dari apa
yang terlihat olehnya.
Namun, apa yang bisa dilakukan seorang pemuda dengan mesin yang tidak bergerak ? Sampai semuanya beres diperbaiki, Ia hanya memiliki dirinya sendiri.
2 Komentar
Kok sedih ya saya bacanya , apa karena saya pemuda berumur 22 tahun yang lagi nganggur. Btw keren kata kata bang jo
BalasHapusMemang sering terjadi di umur-umur segitu, Bang.
HapusAhaha makasih ya.