Pages

  • SINI GUA BILANGIN
  • Sini Kenalan !
Instagram Facebook Twitter

Sini Gua Bilangin!

Ekskresi Hati dan Pikiran, dari Insan yang Sok Tahu.

    • SINI GUA BILANGIN
    • SINI KENALAN
    Sebuah roda bergerigi, di dalam mesin yang menggerakan tubuh seorang pemuda berumur 21 tahun, telah berhenti berkerja.

    Membuat apa yang tadinya ingin Ia lakukan, menjadi tidak terlaksanakan.

    Suara – suara mesin malfungsi, percikan arus pendek di beberapa tempat. Kemudian, Pemuda itu marah.

    Faktanya terlalu menyakitkan. Saat seseorang tidak tahu apa – apa, serta tidak bisa berbuat apa – apa. Diam dan kepayahan.

    Photo by Chester Alvarez on Unsplash


    Ini kekalahan yang aneh. Karena lawan bertarungnya, sama sekali tidak bisa dilihat. Meski begitu, pukulan – pukulannya tetap mendarat dengan tepat. Membuat Pemuda 21 tahun ini babak belur, tergeletak di sudut ruangan.

    Dan jangan salah, Ia tidak hanya dipukuli secara sepihak. Beberapa tinju, Pemuda ini layangkan sebagai bentuk perlawanan. Namun lagi – lagi, Ia tidak tahu siapa yang Ia lawan.

    Pemuda 21 tahun ini sedang berbicara tentang, bagaimana Ia bisa tiba – tiba berhenti dalam melakukan sesuatu. Dan merasakan kekalahan karena hal itu.

    Seperti tiba – tiba menghantam tembok besar, saat sedang berlari dengan sangat kencang. Terpental dan terpelanting ke belakang. Hancur berantakan.

    Padahal, kurang dari beberapa detik yang lalu, Ia tahu apa yang tadinya mau Ia lakukan. Apa yang ada di benaknya terasa benar – benar nyata, dan yakin pasti kejadian.

    Tapi.. BAM ! Ia menghantam karang, perahunya karam. Berhenti, dan tenggelam.

    Sekarang Ia hanya diam. Memandangi kertas – kertas yang berserakan. Di atasnya tertulis ide – ide gila, tadinya. Sekarang mungkin tidak akan pernah terealisasikan.

    .

    Pemuda 21 tahun ini, ingin melakukan banyak hal. Ingin mempunyai banyak hal. Yang tanpa sadar membuatnya berlari membabi – buta. Merusak apapun yang ada di sekitarnya, termasuk  dirinya sendiri.

    Hubungan dengan orang lain, kecanggungan, keragu – raguan, membuatnya merasakan cemas yang berlebihan.

    Ia sadar, Ia pemuda yang mudah jatuh. Namun mudah juga berdiri kembali. Membuatnya jatuh ke dalam sebuah lingkaran berulang, yang menggerogoti pikirannya secara perlahan.

    Ia tahu, Ia tidak lemah. Ia tahu, apa yang bisa menjadi kekuatannya. Tapi, kesadaran akan hal ini yang menimbulkan pola pikir, bahwa Ia tidak melakukan semuanya dengan benar.

    Pemuda 21 tahun ini berharap, Ia bisa baik-baik saja seperti Mereka yang sering dilihatnya. 

    Berharap dengan kesadaran penuh, bahwa Ia hanya menilai seseorang dari apa yang terlihat olehnya.

    Namun, apa yang bisa dilakukan seorang pemuda dengan mesin yang tidak bergerak ? Sampai semuanya beres diperbaiki, Ia hanya memiliki dirinya sendiri.
    Continue Reading

    Pegang controller, atau siapkan ibu jari di atas layar smartphone. Kemudian tekan tombol start. Biarkan loading, atau menghubungkan ke sebuah jaringan. Tunggu sampai permainannya dimulai.

    Tunggu..

    Masih menunggu..

    Kemudian,

    Permainannya sama sekali tidak pernah dimulai.

    Photo by Javier Grixo on Unsplash


    Kita semua tahu, bagaimana ‘tertarik dengan seseorang’, bisa menghentikan laju waktu. Iya, terdengar sangat menjijikan. Tapi, sadar tidak sadar, meski hanya satu detik pun, Kita terdiam.

    Menatap dalam – dalam, mengucap pujian – pujian.

    “Ya Tuhan, ini...” “Ya Tuhan, itu...”

    Sekali lagi, menjijikan memang. Namun mengakulah. Lagi pula, ini tidak salah. Tidak ada yang salah dari bagaimana Kita ingin merasakan kebahagiaan.

    Dan ini Universal. Semuanya merasakan hal yang sama. Mungkin hanya beda cerita.

    ‘Tertarik dengan seseorang’, membuat seseorang jadi siap siaga. Jeli melihat kesempatan bertukar kabar. Atau hanya sekedar sadar, melihat dari jarak yang aman.

    Semua dilakukan dalam waktu yang berangsur. Strategi terbaik menurut diri sendiri, supaya tidak hancur. Karena, “Ini yang terakhir..” katanya.

    Namun yang menyebalkan adalah, saat Kita tidak bisa membaca keadaan. Padahal berkali – kali dituntut untuk punya ke-peka-an. Ia ada disana, melakukan aktivitas sehari – harinya. Atau begitulah yang terlihat dari sosial media.

    Kita merasa punya perlengkapan yang cukup. Amunisi berupa, topik – topik pembicaraan. Pelindung badan berupa, mental saat bercanda kegaringan. Semua demi membuat perhatiannya, hanya terfokus pada Kita berdua saja.

    .

    Kemudian sadar, Kita hanya ingin memiliki. Yang secara tidak langsung, membuat dirinya terlihat seperti ‘objek’. Kepuasan obsesi, egoisme tingkat tinggi.

    Padahal Ia jiwa yang bebas. Jiwa yang lepas. Cakrawalanya masih sangat luas untuk dijelajahi. Banyak teka – teki yang perlu Ia isi.

    Tapi,

    Oh ini hanya Tapi,

    Bukannya, akan lebih indah, jika Kita bisa ikut terlibat di dalamnya.
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Siapa Ini ?

    Foto Profil 2020

    Jo Reha

    Hallo ! Apa kabar ? Saya Jo, yang biasanya nulis di blog ini. Maaf ya kalau tulisannya kurang jelas atau enggak masuk akal. Karena memang begitu Saya orangnya.

    Mikirnya kejauhan, Imajinasinya ketinggian. Jadi, salam kenal !

    Lebih Lanjut

    • facebook
    • twitter
    • instagram
    • youtube

    Bacaan Terbaik

    • The Game of Waiting
    • Sudut Bumi Paling 'Edan'
    • Pemeran, Penonton, dan Suntik Silikon
    • Galaksi, Ini dan Itu.

    Bacaan Terbaru

    Labels

    bekasi cerpen curhat kritik mikir Personal Thought random santai

    Arsip Blog

    • Oktober 2020 (1)
    • Agustus 2020 (1)
    • Januari 2020 (1)
    • November 2019 (1)
    • Agustus 2019 (1)
    • September 2018 (1)
    • Agustus 2018 (1)
    • Juli 2018 (2)
    • Januari 2018 (1)
    • November 2017 (1)
    • Juli 2017 (1)
    • April 2017 (3)
    • Februari 2017 (3)
    • Januari 2017 (4)
    • Desember 2016 (1)
    • November 2016 (2)
    • Oktober 2016 (1)

    Para Pembaca

    Facebook Twitter Instagram Google Plus

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top