Bagaikan jarak antara Bumi dengan Bulan, segitulah jarak antara Bekasi dengan pusat kegiatan gua di Jakarta. Jauh tapi berdekatan, Dekat tapi berjauhan. Gimana tuh ? Kalau dari Bumi ke Bulan mah enak, bisa naik pesawat luar angkasa. Kalau dari Bekasi ke tempat lain, buat gua pilihannya cuma ada 2. Kalau ga naik motor, ya naik pitam.
Bekasi itu dekat, sebenernya. Tapi entah mengapa selalu terasa jauh. Seakan - akan Kota Bekasi memang diciptakan dengan tujuan seperti itu. Melatih kesabaran para penghuninya. Supaya tercipta lingkungan yang nyaman dan sejahtera. Padahal nyatanya ? Enggak juga.
Belum lagi sinar matahari Bekasi yang rasanya juga beda dengan daerah lainnya. Bukan Matahari Mall ya. Kalau itu mah enak, adem, Ruangananya dan SPGnya. Eh.
Matahari Bekasi panasnya lebih paten. Serasa lagi dikukus pake api yang kecil. Awalnya memang ga terlalu panas, tapi tiba - tiba kulit udah empuk aja. Baju lepek, kaya abis sauna.
Dengan panas yang kaya gini, gua yakin nanti pas kiamat, Para Penghuni Bekasi ga kaget lagi sama matahari yang satu jengkal diatas kepala. Bahkan mungkin mereka pada ngomong "Eh segini doang ? Tjupuh !". Abis itu diazab deh.
Setiap kali gua bilang kalau gua tinggal di Bekasi, gua selalu mendapatkan respon yang sama. "Gila jauh banget ya jo."; "Kesini berapa lama ?"; "Lo dari Bekasi ya ? Pantes bau debu".
Seakan - akan gua ini datang dari planet yang berbeda. Ga sekalian aja setiap ada yang ngomong kaya gitu, gua jawab "Iya Gua dari Bekasi ! Gua datang dengan damai ! Puas lu penghuni bumi !", kaya di film - film sci-fi tentang alien.
Percaya deh, pulang - pergi dari Bekasi ke daerah lain itu menguras banyak tenaga. Bukan gua mau ngeluh atau apa, tapi nyatanya memang seperti itu. Buktinya, kadang kalau gua benar - benar kelelahan atau ngantuk berat, gua bisa tidur di SPBU.
Mantap tidak ? Naik satu level lah, daripada yang sering tidur di emperan toko.
'Tidur' itu maksudnya, bukan gelar kasur deket selang pengisian bahan bakar ya. Gua hanya sekedar memarkirkan motor, lalu memejamkan mata untuk waktu yang cukup lama. Terkadang, sampai gua takut di kasih uang receh karena orang - orang pada kasihan.
Tapi daripada bawa motor sambil merem, nanti nyenggol orang malah repot. Apalagi kalau yang disenggol emak - emak bawa motor. Terus suaminya yang punya SPBU. FIX ! gua ga bisa tidur di SPBU lagi.
Rekor gua naik motor dalam keadan ngantuk adalah nyerempet trotoar. Kepala udah berat, ngangguk - ngangguk kaya anak Metal, tiba - tiba motor gua nyerempet trotoar. Tapi dengan ajaibnya, gua masih bisa mengendalikan motor gua dengan stabil. Kayaknya gua dikasih kesempatan buat coba lagi dilain hari.
Ingat pembaca ! Kalo lu bukan Master Limbad, gua saranin jangan naik motor sambil merem.
*
Seorang Astronaut, atau yang di Indonesia disebut Antariksawan perlu menempuh jarak 384.000 km untuk pergi dari Bumi ke Bulan. Untuk apa ? Agar umat manusia tidak mati penasaran ? Atau cuma sekedar iseng kurang kerjaan ?
Sama seperti kita yang menempuh jarak yang jauh tiap hari. Buat apa ? Buat diri sendiri kah ? Atau untuk orang lain ? Gua yakin kalian punya jawaban sendiri - sendiri.
Tapi gimana kalau, karena jarak yang ga masuk akal, sekelompok Astronaut menyerah untuk pergi ke Luar Angkasa ? Warga Bumi pasti tidak akan pernah tau apa yang ada di luar sana. Sama seperti kalau kita berhenti untuk pergi dari satu tempat ke tempat yang lain, hanya karena jarak. Pasti kita tidak akan tau apa yang seharusnya bisa kita dapatkan. Ya ga ?
Seakan - akan gua ini datang dari planet yang berbeda. Ga sekalian aja setiap ada yang ngomong kaya gitu, gua jawab "Iya Gua dari Bekasi ! Gua datang dengan damai ! Puas lu penghuni bumi !", kaya di film - film sci-fi tentang alien.
Percaya deh, pulang - pergi dari Bekasi ke daerah lain itu menguras banyak tenaga. Bukan gua mau ngeluh atau apa, tapi nyatanya memang seperti itu. Buktinya, kadang kalau gua benar - benar kelelahan atau ngantuk berat, gua bisa tidur di SPBU.
Mantap tidak ? Naik satu level lah, daripada yang sering tidur di emperan toko.
'Tidur' itu maksudnya, bukan gelar kasur deket selang pengisian bahan bakar ya. Gua hanya sekedar memarkirkan motor, lalu memejamkan mata untuk waktu yang cukup lama. Terkadang, sampai gua takut di kasih uang receh karena orang - orang pada kasihan.
Tapi daripada bawa motor sambil merem, nanti nyenggol orang malah repot. Apalagi kalau yang disenggol emak - emak bawa motor. Terus suaminya yang punya SPBU. FIX ! gua ga bisa tidur di SPBU lagi.
Rekor gua naik motor dalam keadan ngantuk adalah nyerempet trotoar. Kepala udah berat, ngangguk - ngangguk kaya anak Metal, tiba - tiba motor gua nyerempet trotoar. Tapi dengan ajaibnya, gua masih bisa mengendalikan motor gua dengan stabil. Kayaknya gua dikasih kesempatan buat coba lagi dilain hari.
Ingat pembaca ! Kalo lu bukan Master Limbad, gua saranin jangan naik motor sambil merem.
*
Seorang Astronaut, atau yang di Indonesia disebut Antariksawan perlu menempuh jarak 384.000 km untuk pergi dari Bumi ke Bulan. Untuk apa ? Agar umat manusia tidak mati penasaran ? Atau cuma sekedar iseng kurang kerjaan ?
Sama seperti kita yang menempuh jarak yang jauh tiap hari. Buat apa ? Buat diri sendiri kah ? Atau untuk orang lain ? Gua yakin kalian punya jawaban sendiri - sendiri.
Tapi gimana kalau, karena jarak yang ga masuk akal, sekelompok Astronaut menyerah untuk pergi ke Luar Angkasa ? Warga Bumi pasti tidak akan pernah tau apa yang ada di luar sana. Sama seperti kalau kita berhenti untuk pergi dari satu tempat ke tempat yang lain, hanya karena jarak. Pasti kita tidak akan tau apa yang seharusnya bisa kita dapatkan. Ya ga ?
.
.
.
Shout-out ! buat kalian semua yang tiap hari harus pulang - pergi dengan jarak yang tidak manusiawi.
Semoga perjuangannya tidak sia - sia, dan bentuk pantat kita bisa kembali indah pada waktunya.